Pesan

Silahkan tinggalkan Komentar Anda demi memajukan Blog ini

Kamis, 30 April 2015

Makalah Bahasa Indonesia Tentang Kalimat Efektif

Makalah Bahasa Indonesia
Tentang : Batasan Kalimat, Struktur Kalimat dan Pengertian Kalimat Efektif


D
I
S
U
S
U
N
              OLEH                             : SATRIO BUDI HARJO
              NIM                                : 1305057

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
UPP IV BUKIT TINGGI
2013

I.            PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat, kalimat tersebut harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat, sehingga kalimat menjadi jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan tertarik terhadap yang dibicarakan dan tergerak hatinya dengan yang disampaikan oleh penulis.

2.     Rumusan Masalah

·        Apa yang dimaksud batasan kalimat ?
·        Apa saja struktur kalimat ?
·        Apa pengertian dari batasan kalimat efektif ?

3.     Tujuan Masalah

·        Mengetahui batasan kalimat
·        Mengetahui struktur kalimat
·        Mengetahui pengertian dari kalimat efektif





                                                II.            PEMBAHASAN
A.   Batasan Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); semesntara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(J, tanda pisah   (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan.   
Contoh:
1)     Hai Min!
2)     Hai.
3)     Parmin akan bermain ke Simpanglima. 

Pola Kalimat Dasar
            1).     S - P                                   : Orang itu sedang tidur.
            2).     S – P – O                           : Rani mendapat hadiah.
            3).     S – P – Pel                        : Pancasila merupakan dasar negara kita.
            4).     S – P – K                           : Kami tinggal di Jakarta.
            5).     S – P – O – Pel                 : Dian mengambilkan adiknya air minum.
            6).     S – P – O – K                    : Dian mengambil air minum di dapur.
            7).     S – P – O – Pel – K          : Dian mengambilkan adiknya air minum di dapur.

B.     Struktur Kalimat

            Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

1.      Ciri-Ciri Subjek
·         Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
·         Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P


2.      Ciri-Ciri Predikat
·         Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
·         Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
·         Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.


3.      Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
·         Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
·         Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
·         Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4.      Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
·         Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
·         Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5.      Ciri-Ciri Keterangan
Beriku ciri-ciri keterangan.
·         Dapat dipindah –pindah posisinya.Perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

C.   Pengertian Kalimat Efektif
               Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
                  Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
                   Dalam hal ini situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada pemilik toko, “Berapa, Pak, rokok 1 bungkus?”  Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Pak, bila saya membeli rokok ini satu bungkus?”
                   Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kalimat efektif adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.

                     Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1.      Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya).
2.      Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
3.      Penggunaan imbuhan yang kacau :
Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan. (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
4.      Kalimat tak selesai :
Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi. (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
5.      Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
6.      Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
7.      Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

8.      Pilihan kata yang tidak tepat :
Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
9.      Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
10.  Pengulangan kata yang tidak perlu :
Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
11.  Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)





III.            DAFTAR PUSTAKA

·         Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama



2 komentar:

  1. #Saya kekurangan kata-kata untuk keuntungan luar biasa yang Anda bantu saya dapatkan hanya dalam seminggu dengan strategi opsi biner. Maaf saya ragu pada awalnya, saya menginvestasikan $200 dan menghasilkan $2.500 hanya dalam satu minggu, dan terus berinvestasi lebih banyak, hari ini saya secara finansial berhasil, Anda dapat menghubungi dia melalui Email: (tdameritrade077@gmail.com) whatsapp(+447883246472) Saran saya jangan ragu. Dia hebat.

    BalasHapus
  2. Winstar Social Casino - JS Hub
    Join the winning Vegas 세종특별자치 출장마사지 casino fun, winStar Social Casino and the hottest slots, table games 화성 출장안마 and entertainment around! 의정부 출장안마 Experience 서산 출장마사지 more than 2600 online slots, table 문경 출장안마

    BalasHapus