Makalah Bahasa Indonesia
Tentang : Batasan Kalimat, Struktur Kalimat dan
Pengertian Kalimat Efektif
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : SATRIO BUDI
HARJO
NIM : 1305057
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
UPP IV BUKIT TINGGI
2013
I.
PENDAHULUAN
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada
prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat, kalimat tersebut harus
disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, sesuai dengan aturan-aturan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk
kalimat haruslah dipilih dengan tepat, sehingga kalimat menjadi jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara
tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif
haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pembaca seperti yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti
bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai
diharapkan pembaca akan tertarik terhadap yang dibicarakan dan tergerak hatinya
dengan yang disampaikan oleh penulis.
2. Rumusan Masalah
·
Apa
yang dimaksud batasan kalimat ?
·
Apa
saja struktur kalimat ?
·
Apa
pengertian dari batasan kalimat efektif ?
3. Tujuan Masalah
·
Mengetahui
batasan kalimat
·
Mengetahui
struktur kalimat
·
Mengetahui
pengertian dari kalimat efektif
II.
PEMBAHASAN
A. Batasan Kalimat
Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir
yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud
tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); semesntara itu, di
dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(J, tanda pisah (-), dan spasi.
Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang
lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru
melambangkan kesenyapan.
Contoh:
1) Hai Min!
2) Hai.
3) Parmin akan bermain ke
Simpanglima.
Pola Kalimat Dasar
1). S - P : Orang itu sedang tidur.
2). S – P – O : Rani mendapat hadiah.
3). S – P –
Pel : Pancasila
merupakan dasar negara kita.
4). S – P – K : Kami tinggal di Jakarta.
5). S – P – O –
Pel : Dian
mengambilkan adiknya air minum.
6). S – P – O –
K : Dian mengambil
air minum di dapur.
7). S – P – O – Pel
– K
: Dian
mengambilkan adiknya air minum di dapur.
B. Struktur Kalimat
Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
·
Jawaban
atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
·
Biasanya
disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga sebagai pembatas antara
subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P
Contoh : Anak itu mengambil bukuku
S P
2. Ciri-Ciri Predikat
·
Menimbulkan
Pertanyaan apa atau siapa.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara bersama-sama.
·
Kata
Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
·
Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3. Ciri-Ciri Objek
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
·
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
·
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
·
Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
·
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
·
Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan
apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
5. Ciri-Ciri Keterangan
Beriku ciri-ciri keterangan.
Beriku ciri-ciri keterangan.
·
Dapat dipindah –pindah posisinya.Perhatikan
contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
S P O K
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.
C. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan secara
tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
Kalimat
dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk
itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan
ejaannya pun harus benar.
Dalam
hal ini situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang
dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika
dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang
diucapkan kepada pemilik toko, “Berapa, Pak, rokok 1 bungkus?”
Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya
harus membayar, Pak, bila saya membeli rokok ini satu bungkus?”
Yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan kalimat efektif adalah penggunaan bahasa
secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata
yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna,
dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
Berikut
ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan
serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1.
Penggunaan
dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
Sejak dari usia delapan
tauh ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia telah
ditinggalkan ayahnya).
2.
Penggunaan
kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
Menurut berita yang saya
dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. (Berita yang saya
dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang
saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
3.
Penggunaan
imbuhan yang kacau :
Yang meminjam
buku di perpustakaan harap dikembalikan. (Yang meminjam buku di
perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari
perpustakaan harap dikembalikan)
4.
Kalimat
tak selesai :
Manusia yang
secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi. (Manusia
yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
5.
Penggunaan
kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
Kita harus bisa merubah
kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang
buruk.)
6.
Penggunaan
tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
Saya menyukainya
di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena
sifat-sifatnya sangat baik.)
7.
Penggunaan
kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
Seorang daripada
pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya
pulang ke kampung kemarin.)
8.
Pilihan
kata yang tidak tepat :
Dalam kunjungan
itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang
dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri
untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
9.
Kalimat
ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini
merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan
damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. (Usul ini merupakan suatu
perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai
yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
10. Pengulangan kata
yang tidak perlu :
Dalam setahun
ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia
berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
11. Kata ‘kalau’
yang dipakai secara salah :
Dokter itu
mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa
penyakit AIDS sangat berbahaya.)
III.
DAFTAR PUSTAKA
·
Putrayasa,
Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika
Aditama
#Saya kekurangan kata-kata untuk keuntungan luar biasa yang Anda bantu saya dapatkan hanya dalam seminggu dengan strategi opsi biner. Maaf saya ragu pada awalnya, saya menginvestasikan $200 dan menghasilkan $2.500 hanya dalam satu minggu, dan terus berinvestasi lebih banyak, hari ini saya secara finansial berhasil, Anda dapat menghubungi dia melalui Email: (tdameritrade077@gmail.com) whatsapp(+447883246472) Saran saya jangan ragu. Dia hebat.
BalasHapusWinstar Social Casino - JS Hub
BalasHapusJoin the winning Vegas 세종특별자치 출장마사지 casino fun, winStar Social Casino and the hottest slots, table games 화성 출장안마 and entertainment around! 의정부 출장안마 Experience 서산 출장마사지 more than 2600 online slots, table 문경 출장안마